Kamis, 11 Agustus 2011

shakugan no shana


Dahulu kala, seorang penyair menemukan bahwa ada makhluk-makhluk yang bukan penghuni dunia ini membaur di tengah-tengah manusia. Mereka berasal dari dunia lain yang kemudian disebut sebagai sebagai Guze [arti harafiahnya: ‘Dunia Merah’] oleh sang penyair. Para penghuni Guze yang menyeberang ke dunia manusia disebut Guze no Tomogara. Untuk dapat bertahan dan melakukan berbagai hal di dunia manusia, para Tomogara membutuhkan kekuatan yang disebut Sonzai no Chikara atau kekuatan eksistensi manusia. Manusia yang ‘dimakan’ akan kehilangan segala bukti bahwa dirinya pernah ada di dunia. Tidak ada seorangpun yang mengingat mereka. Namun masalah terbesar dari ulah Tomogara ini sebenarnya ada pada keseimbangan dua dunia yang menjadi goyah jika Sonzai no Chikara terus-menerus dimakan. Sekelompok Tomogara berkekuatan besar yang bergelar Guze no Oh kemudian memutuskan untuk menghentikan para Tomogara yang terus-menerus memakan eksistensi manusia ini. Karena tidak mau jadi sama rendahnya dengan buruan mereka, para Guze no Oh mencari manusia-manusia yang kemudian menjadi ‘wadah’ bagi mereka di dunia manusia agar tidak membutuhkan Sonzai no Chikara untuk bertahan hidup. Para manusia ini disebut Flame Haze dan mereka menjalani kehidupan yang nyaris abadi namun tanpa masa lalu dan masa depan. Kehidupan yang sepi dan keras, hidup hanya demi membantai Tomogara, menanti saat di mana kelak mereka sendiri yang tewas kehabisan tenaga.
Beberapa tahun berlalu, suatu hari, gadis Flame Haze tak bernama ini menemukan seorang Tomogara yang memangsa banyak sekali manusia di sebuah kota di Jepang. Salah satu korbannya adalah Sakai Yuji, seorang siswa SMA biasa.
Saat dia menyaksikan rinne memakani sonzai no chikara dari orang-orang itu, Yuuji dengan kebingungan berteriak untuk menghentikannya dan menarik perhatian rinne tersebut yang segera menyadari bahwa Yuuji adalah seorang mistess dengan hougu dalam tubuhnya yang membuat dia bisa bergerak dalam fuzetsu. Rinne itu langsung menyerang yuuji, dan saat Yuuji tertangkap dan hampir dimakan, datanglah seorang Flame Haze dengan mata dan rambut panjang yang bersinar merah seperti api. lalu yuuji menamai gadis berambut merah itu dengan nama shana. dan semenjak itu shana dan yuji bertarung melawan para tomogara yang ada di hadapan mereka...

kamichama karin (dewi karin)


Karin adalah gadis yatim piatu yang tidak cerdas. Selama ini dia tidak pernah mendapat nilai bagus dan selalu dimarahi bibinya. Namun Karin tetap semangat. Ia akan bersemangat kalau bersama kucingnya, Shi. Sayangnya, pada saat Karin akan lulus SD, Shi mati. Karin benar-benar terpukul. Karin merasa sendirian di dunia ini. Saat Karin sedang terpuruk, Karin bertemu dengan Kazune seorang anak laki-laki tampan tetapi tidak ramah. Karena Kazune mengejek Karin, Karin memukulnya dan Karin benci setengah mati dengan Kazune. Sampai pada esok harinya ia bertemu gadis manis bernama Himeka. Pertemuan mereka tidak sengaja, karena waktu itu Karin menabrak Himeka. Lalu Karin membereskan barang Himeka yang jatuh karena merasa bersalah. Karena kagum dengan aksesoris Himeka dan banyak dan lucu, Karin memujinya. Himeka lalu mendandani Karin sehingga Karin jadi terlihat lebih modis. Pertemuannya dengan Himeka membuat Karin bertemu lagi dengan Kazune. Kazune sadar kalau Karin ternyata memiliki cincin yang sama dengannya. Karin rupanya jelmaan dari dewi Athena. Sedangkan Kazune sendiri jelmaan dari dewa Apollo. Tetapi, sebenarnya Karin dan Kazune ialah seorang sepasang suami istri di masa saat mereka menjadi dewa dan dewi.Sedangkan Himeka adalah anak mereka.walau sebenarnya kazune yg telah membuat karin menjadi anak bayi dan telah menghapus ingatan ketika Karin bersama Kazune. Untuk mengetahui itu adalah Karin, ia memasangkan cicin di tangan karin, atau yang lebih sering di sebut sebagai cincin dewa. Sekarang mereka berjuang untuk menyelamatkan Himeka dari Kirio dan Kirika. Karena kakak beradik Karasuma itu mengincar kekuatan yang ada di dalam tubuh Himeka. Jadi karin dan Kazune harus menggabungkan kekuatannya untuk melindungi Himeka yaitu anak mereka sendiri.

Dewi Karin Seri ke 2

setelah berhasil menghancurkan cincin zeuz dan menyelamatkan kedua orang himeka kazune memutuskan untuk pergi ke inggris bersama michiru untuk meneliti tempat penelitian di inggris . lalu tanpa disadari saat kazune pulang kerumah bersama karin dan tidur, esok paginya muncul suzune yaitu anak yang mencari ibunya dengan menembus waktu . dan saat itu ia menjelaskan bahwa ia adalah anak dari karin dan kazune setelah mereka menikah lagi setelah itu suzune memberikan cincin perubahan dewa kepada karin dan kazune . kazune pun bertanya Mengapa suzune memberikan cincin ini ia menjelaskan bahwa masa depan sedang terancam hancur karena bibit chaos yang diciptakan kirio di masa depan saat kazune dan dia melakukan percobaan pembuatan cincin dewa yang baru . lalu dari masa depan himeka yang dijaga oleh kirio dan kirika dari masa depan muncul dan memberi kirio bibit chaos untuk menghidupkan kembali cincin ares . dan di masa ini ia berusaha untuk menghidupkan cincin zeus kembali dan berusaha menghancurkan cincin yang baru. namun itu semua tidak akan terjadi jika 4 dewa dengan cincin yang baru berhasil dikumpulkan yaitu karin sebagai dewi cinta dan kecantikan aprodith , kazunesebagai dewa uranus dewa penguasa langit , michiru sebagai dewa posaidon dewa penguasa laut dan jin kuga sebagai dewa hades dewa penguasa dunia kematian namun sayang karena jin yang sebenarnya adalah reingkarnasi dari ayah kirio ingatan masa lalunya telah diulihkan oleh Himeka Karasuma atau Rika Karasuma. mereka dengan bibit chaos dan membuat jin menjadi teman mereka dan situasi semakin buruk dengan yuki sakurai teman smp kazune yang dapat menggunakan cincin zeuz dan melawan, namun keadaan kembali semula ketika karin dari masa depan datang menemui karin dan memintanya untuk terus berusaha karin yang tergerak hatinya pun dapat mengeluarkan kekuatannya dan membalik keadaan jin pun tersadar dan melakukan evolusi cinta dengan karin dan mengalahkan Himeka karasuma dari kirio dan melanjutkan pertempuran.